Thứ Tư, 24 tháng 2, 2016

7 Bintang Sepakbola yang Membawa Kesialan Sepanjang Kariernya

​Menjadi pemain bintang dengan skill menawan adalah satu hal penting. Namun, berada di tempat yang tepat dan di saat yang tepat bisa membedakan antara pemain juara atau tidak juara.

Ada beberapa tokoh sepakbola ternama yang sepertinya membawa kesialan dalam kariernya.

7. Ronaldo Nazario

Brazilian soccer player Ronaldo Nazario,

​Sebagai pemain muda fenomenal, Ronaldo Nazario sesunggunya tak terlalu beruntung kalau bicara gelar bersama klub. Di Timnas Brasil ia meraih dua gelar juara dunia (1994, 2002), namun di level klub, menjadi juara liga pun hanya sekali.

Di PSV Eindhoven hanya juara KNVB Cup, lalu di Barcelona cuma mendapat Copa del Rey, sementara di level Eropa di Cup Winner's Cup, bukan Champions League.

Di Inter juga sama saja. Ronaldo malah sempat cedera satu setengah tahun. Gelar liga baru di dapat ketika bermain untuk Real Madrid.

6. Zlatan Ibrahimovic

TOPSHOT-FBL-EUR-C1-PSG-SHAKHTAR-DONESTK

​Zlatan tergolong pemain besar yang punya kesialan dalam konteks gelar di kompetisi Eropa. Di Juventus, setelah menjadi juara Serie A 2005/06, timnya kena kasus Calciopoli. Ibra lalu pindah ke Inter.

Di sana perburuan gelar Champions League tak kunjung datang, Ibra pindah ke Barcelona. Ternyata setelah itu Inter malah meraih treble. Di Barcelona juga gelar yang ia dapat lebih banyak lokal. Setelah Ibra hengkang ke Milan, Barcelona juara UCL.

5. Roberto Baggio

WORLD CUP-1994-ITA-BUL

​Bintang besar Italia di Piala Dunia 1994 ini sial betul. Dalam pertandingan penentuan melawan Brasil di final, Baggio gagal mengeksekusi penalti. Akibatnya, Italia hanya menjadi peringkat keempat.

Sepanjang kariernya Baggio hanya mendapat empat gelar besar. Di Juventus keberadaannya terpinggirkan karena ada Alessandro Del Piero. Begitu ia pindah ke AC Milan, Juventus lalu juara UCL.

4. Michael Owen

FBL-ENG-PR-STOKE-MAN-CITY

​Ia pernah digadang sebagai bintang masa depan Timnas Inggris. Owen pernah menjadi pemain termuda yang bisa mencetak 100 gol di Premier League. Sayangnya, ia bermain di Liverpool.

Begitu mencoba peruntungan dengan menjadi bagian dari Los Galacticos, Liverpool juara UCL. Di Madrid hanya tampil 36 kali dan tidak meraih trofi apa-apa. Menjadi pandit sepakbola juga ternyata tidak terlalu sukses. Owen sering diledek suporter Premier League karena suka membuat komentar blunder di televisi.

3. Andy Carroll

Manchester United v West Ham United - Premier League

​Postur tubuhnya tinggi dan besar, semestinya cukup kuat untuk bertarung dengan lawan manapun. Namun, Carroll lebih banyak menderita di ruang perawatan daripada aktif mencetak gol di lapangan.

Di Liverpool, setelah mencetak gol beberapa kali, Carroll cedera lama, sembuh sebentar, cedera lagi. Di West Ham juga sama saja. Setelah berjuang melawan cedera, bermain sebentar, lalu absen lama lagi.

2. Steven Gerrard

Liverpool v Crystal Palace - Premier League

Memilih menjadi pemain setia di tim seperti Liverpool punya sisi plus dan minus. Yang bisa dianggap sial, Gerrard tidak pernah juara Premier League selama belasan tahun membela The Reds.

Setelah kecewa dengan Brendan Rodgers, Gerrard pindah ke MLS. Ternyata sekarang datang Jurgen Klopp. Masih beruntung Steven Gerrard pernah juara UCL bersama Liverpool.

1. Michael Ballack

Toronto Raptors v Orlando Magic

Si Mister Runner Up ini sebenarnya punya bakat besar. Ia pernah menjadi bagian dari proyek tim pemburu juara bersama Chelsea di bawah asuhan Jose Mourinho. Namun, peringkat kedua adalah pencapaian terbaiknya beberapa tim.

Champions League 2002 dan 2008 (runner up), Euro 2008 (runner up), Piala Dunia 2006 (peringkat ketiga), terakhir PD 2010, tidak bisa ikut karena cedera. Mungkin karena hobi memakai kostum nomor 13.

0 nhận xét:

Đăng nhận xét