AS Roma butuh keajaiban untuk memenangi laga dengan margin 3-0 untuk lolos ke delapan besar Champions League, saat melawan Real Madrid di Santiago Bernabeu, pada Rabu, 9 Maret 2016 dini hari WIB. Giallorossi butuh mengejar ketertinggalan agregat gol 0-2 dari Madrid yang menang di Olimpico via gol Cristiano Ronaldo dan Jese Rodriguez.

Roma sendiri dalam momentum bagus karena memenangi tiga laga beruntun Serie A usai kalah dari Madrid, dan mencetak total 12 gol di tiga laga itu.

Pelatih Roma, Luciano Spalletti pun tahu sangat sulit, bahkan nyaris tidak mungkin membalikkan keadaan di markas Madrid. Namun, ia ingin Daniele de Rossi dan kawan-kawan menciptakan keajaiban, tanpa memikirkan kekalahan di leg pertama.

“Berpikir terlalu banyak mengenai hasil di Roma dapat menyakiti kami. Kami tidak boleh fokus mengejar tiga gol untuk lolos, kami harus fokus mencetak gol pertama dan coba melanjutkannya setelahnya,” ucap Spalletti diberitakan ​Gazzetta World, Selasa (8/3).

“Laga nanti tak hanya laga mengenai kehormatan kami. Saya mungkin meminta hal yang tidak mungkin, tapi apa yang saya lihat dari tim saya saat berlatih, mengindikasikan bahwa mereka memiliki determinasi untuk melakukan yang lebih baik lagi,” lanjutnya.

“Kami tak boleh masuk lapangan pertandingan dengan pikiran kami telah lolos. Selama mungkin (lolos), maka kami akan coba lakukan yang terbaik. Melawan Real, kami harus menemukan waktu yang tepat untuk menyerang, dan saya harap pemain bisa mengikuti rencana dengan percaya diri,” sambung eks pelatih Zenit St Petersburg.

Roma sendiri pernah menyingkirkan Madrid pada 2008 di 16 besar Champions League. Kala itu Roma yang masih diperkuat Rodrigo Taddei, Simone Perrotta, dan Amantino Mancini, mampu lolos dengan total agregat gol 4-2 atas Madrid. Roma saat itu juga dilatih oleh Spalletti.

“Saya masih punya kenangan hebat dari laga itu. tapi pemain yang ada saat itu tidak sama dengan Roma saat ini. Meski begitu apa yang bisa tim lakukan, adalah mereplika rasa iri dan determinasi di lapangan pertandingan,” imbuh Spalletti.

“Tim telah bermain bersama dengan waktu yang panjang dan hidup melewati banyak pengalaman, di mana tim saat ini kurang hal itu. Akan tetapi tim saat ini berkembang tiap melewati satu demi satu laga,” urainya.